Terjadi Lagi Kekerasan Dalam Pondok Pesantren Sd. Golden Ad Dhuha | POSINDONESIA.NET
mgid.com, 749657, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Terjadi Lagi Kekerasan Dalam Pondok Pesantren Sd. Golden Ad Dhuha

 

Posindonesia.net [Tangerang, – 31 Oktober 2022
Lingkup pesantren yang tertutup, senioritas, model pembelajaran yang mentolerir kekerasan dianggapnya sebagai penyebab praktik kekerasan di lingkungan pesantren.

Sudah saat nya Kementerian Agama untuk membuat “ aturan yang konkrit” yang menekankan “pentingnya setiap pesantren menjadi pesantren yang ramah anak dan perempuan hal ini disampaikan oleh Devie Riana pada awak media saat dirinya mengungkapkan Keresahan hatinya akibat terjadinya kekerasan yang dialami oleh Cucunya yakni Muhammad Faudzan Pahlevi Senin 31/10/2022.

Lebih lanjut ia mengatakan hingga kini, kementerian agama menyatakan masih memproses regulasi pencegahan tindak kekerasan pada pendidikan agama dan keagamaan, setelah sejumlah kasus kekerasan, baik fisik dan seksual, di lingkungan pesantren terekspos oleh media.

Namun Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas beralasan, tidak bisa melakukan intervensi mendalam sebab pesantren adalah lembaga independen yang tidak berada di bawah kementerian agama secara struktural.

Secara normatif, semua institusi pendidikan termasuk pesantren itu tidak mentolerir adanya kekerasan. Tapi ketika kekerasan terjadi atas nama penegakkan aturan, di sinilah kemudian banyak pesantren memilih untuk permisif.”

Permisif itu artinya mentolerir penggunaan kekerasan untuk kepentingan edukasi, ungkap Devie Riana

Ia mencontohkan, ketika ada salah satu santri yang mencuri uang teman sesama santrinya, banyak pesantren lebih memilih untuk menyelesaikan ini secara privat ketimbang menyerahkannya pada kepolisian, lalu dibina sendiri.

“Pembinaan ini yang kemudian menjadi potensi pintu masuk kekerasan”.

Begitupun kekerasan yang baru baru ini saja terjadi terhadap cucunya yakni Mohammad Faudzan Fahlevi pelajar Pondok Pesantren SD. Golden Ad Dhuha, alamat Jl. Sandong Raya Kp. Bulak Santri Rt 02/Rw 05 Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang
Yang mengalami luka fisik diwajah akibat kekerasan yang dilakukan oleh Naufal Fadhlurrohman.

Ia menceritakan bahwa kekerasan ini terjadi pada Jumat 28 Oktober 2022 sekitar pkl 20:00 Wib.

Meskipun akhirnya sudah ada musyawarah diantara kedua belah pihak antara korban maupun tersangka yang disaksikan pihak sekolah yakni Ustadz Sondi Silalahi S.Sos, namun dirinya sangat menyayangkan hal ini masih terjadi bahkan menurutnya berulang ulang kekerasan terjadi dalam Pondok Pesantren.

Ia Berharap untuk pihak pihak yang bertanggung jawab dari pihak sekolah, agar lebih mengedepankan pengawasan
“Ada semacam pengawasan dari guru dan intinya komitmen dari semua orang untuk tidak ada bullying. Dengan CCTV dan segala rupa, jadi terawasilah anak itu agar terhindar dari hal-hal seperti itu,” jelasnya.

Di sisi lain, kata Devie Riana menegaskan seharusnya sudah tak ada senioritas di pesantren tempat cucunya bersekolah tersebut.

Seharusnya sesama Santri atau pelajar “Mereka sesama kayak kakak dan adik kelas atau sesama kelas itu saling menyayangi. Mereka kan anak-anak yang berbeda dari keluarga yang berbeda, berkumpul bersama mereka malah harus jadi keluarga baru lagi karena mereka jauh dari keluarga aslinya. Mereka seharusnya malah jadi seperti saudara kandungnya sendiri meskipun terlahir bukan dari rahim yang sama pungkasnya.

Red – saeful bahri /suhaeriah /posi

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.